Menceritakan tentang seorang anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.
Dipagi hari ayah dan ibunya telah menikmati sarapan roti dan secangkir teh, dan sang anak datang ke meja makan untuk menikmati sarapan tersebut. Tetapi ayahnya telah siap bergegas untuk berangkat kerja, namun yang terjadi sang anak tidak jadi menikmati sarapan, lalu anak tersebut berpamitan dengan ibunya dan berangkat kesekolah.
Siang harinya sang ibu sedang mambaca majalah dan menunggu sang anak pulang sekolah, anak tersebut bertanya kepada ibunya “ papah mana mah?” ibunya menjawab “belum, mungkin nanti sore baru pulang” lalu sang anak berkata “hore, berarti nanti aku bisa bermain dengan papah”, dengan hati yang senang. Namun yang terjadi sampai malam pun ayahnya belum pulang.
Malamnya sang anak kembali bertanya kembali ke ibunya, namun ibunya hanya bisa menjawab “belum nak mungkin sebentar lagi, kamu tidur sana udah malem nanti besok kesiangan”. Lalu anak berkata “ iya mah aku tidur ya, selamat malam mah” dengan hati yang sedih.
Keesokan paginya sang ibu sedang shalat subuh dan sang ayah sudah bergegas untuk berangkat kerja. Tidak sempat sarapan lalu sang ayah berangkat kerja.
Lalu sang anak menghampiri ibunya yang sedang membuat sarapan untuknya, sang anak kembali bertanya “papah mana mah?” ibunya menjawab “sudah berangkat dari sehabis subuh tadi nak”. Lalu sang anak berpamitan dangan ibunya dan berangkat sekolah.
Disiang hari sang anak berjalan seusai pulang sekolah, dan di perjalanan sang anak melihat sebuah keluarga yang sangat harmonis dimana sang anak sangat senang bermain dengan sang ayah, dan membuat sang anak iri akan keharmonisan yang terjadi ditengah-tengah keluarga tersebut. Sang anak pulang dengan hati yang kesal, lalu sampai dirumah disambut dengan hangat oleh sang ibu, sang anak kembali bertanya kepada ibunya “papah udah pulang mah?” lalu ibunya menjawab “belum nak”. Dengan tanpa berkata-kata lagi sang anak pergi kedalam kamar.
Dimalam harinya sang ibu kedalam kamar anaknya, dan bertnya “ jani, gimana pelajaran kamu tadi di sekolah” sang anak tidak menjawab, sang ibu kaget dan bertanya kembali “kok km diem aja sih sayang, ada yang nakalin km disekolah ya?” lalu anaknya menjawab “mah kenapa sih papah kerja terus, kan aku pengin kaya anak-anak yang lainnya, bermain sama papahnya, jalan-jalan sama papahnya.” Lalu sang ibu menjawab pertanyaan dari anaknya “papah kan kerja, papah kerja untuk masa depan kamu, kamu masih pengin kan jadi dokter.” Lalu anak tersebut tiduran dengan memikirkan cara untuk bersama dengan papahnya. Lalu ia melihat celengannya dan ingin memecahkan celengan tersebut bermaksud untuk membeli waktu ayahnya.
Lalu sang ayah pulang dan sang anak bertemu dengan ayahnya, dan sang ayah berkata “loh kok kamu belum tidur?” lalu anaknya berkata “pah gaji papah berapa sih sehari?” ayahnya memnawab “buat apa kamu tanya gaji papah?” lalu berkata anaknya “jawab aja pah” dengan nada yang tinggi menjawab. Lalu sang ayah menjawab “gaji papah sehari Rp. 400.000 kalau sejam Rp.40.000, buat apa km tanya itu?” lalu sang anak berkata “aku minta uang papah dong Rp. 5.000” sang ayah kaget dan berkata “buat apa kamu minta uang malam hari?, besok saja ya nak nanti papah kasih uang yang lebih dari itu, kemudian sang anak bersikeras untuk meminta uang tersebut. Lalu sang ayah marah dengan nada yang membentak, “papah bilang besok ya besok, mending kamu tidur sana!”
Melihat anaknya menangis sang ayah tidak tega melihatnya, lalu sang ayah bertanya kembali pada anaknya, “kamu buat apa sih nak minta uang, besok aja ya.” Lalu anak tersebut bangun dari tidurnya dan berkata “aku tu minta uang Rp. 5.000 dari papah untuk membeli waktu papah agar aku bisa bermain dengan papah.
Mendengar perkataan anaknya sang ayah terharu dan langsung bermain dengan sang anak dan ibunya.
Pesan yang dapat dipetik dari film tersebut adalah, “Sebesar-besarnya gaji yang kita peroleh, tetap lebih besar kasih sayang keluarga dan keluarga lebih penting dari segalanya.”
Sekian dan terima kasih.Membeli Waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar